universitas sekolah tinggi. institut. akademi, dan bentuk lainnya (politeknik dan akademi komunitas) Secara lebih jelas, perbedaan mengenai bentuk perguruan tinggi yang telah disebutkan tadi, dapat kamu simak di bawah ini, ya! 1. Universitas. Berdasarkan undang-undang yang sama, universitas biasanya mencakup beberapa bidang ilmu, seperti ilmu
Oleh A. Kholili Hasib RAMAINYA media belakangan ini soal isu sistem pendidikan sekolah menjadi tanda, pendidikan masih perlu diperbaiki dan problematiknya perlu segera dicari solusi.Dari sekian problema pendidikan itu, sesungguhnya terdapat isu fundamental yang harus ditangani. Kesalahan memahami ilmu berdampak cukup serius terhadap kekeliruan penerapan pendidikan.
Berdasarkanhal-hal di atas, Islam memandang pendidikan sebagai sesuatu yang identik dan tidak terpisahkan. Dengan demikian, pendidikan dalam pandangan Islam meliputi tiga aspek yang tidak dapat dipilah-pilah: · Pendidikan jasad (tarbiyah jasadiyah), · Pendidikan Ruh (tarbiyah ruhiyah), · Pendidikan intelektualitas (tarbiyah 'aqliyah).
E Tujuan Ilmu Pendidikan Islam. Proses pendidikan terkait dengan kebutuhan dan tabi'at manusia tidak lepas dari tiga unsur, yaitu jasad, ruh, dan akal. Oleh karena itu, tujuan pendidikan islam secara umum harus dibangun berdasarkan tiga komponen tersebut, yang masing-masing harus dijaga keseimbangannya.
Memahamikonsep Multidisiplin dan interdisiplin merupakan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah kompleks dan urgensi pendidikan sebagai ilmu. Pendidikan tinggi di era rebolusi indusrtri 4.0 harus sangat kuat dalam kolaborasi multidisiplin. Harus berbasis sains terapan dan teknologi untuk meraih kemajuan yang lebih besar.
APA MENGAPA, DAN BAGAIMANA ILMU PERBANDINGAN PENDIDIKAN A. PENGERTIAN ILMU PERBANDINGAN PENDIDIKAN Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, ilmu perbandingan pendidikan mempunyai batasan pengertian tersendiri sebagai berikut : 1. Menurut Carter V. Good dalam bukunya dictionary of Education disebutkan bahwa Comparative Edication is
PerbedaanUniversitas, Sekolah Tinggi, dan Akademi 1. Universitas. Universitas merupakan jenis perguruan tinggi yang terdiri dari sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik (fokus pada pengembangan ilmu), pendidikan vokasi (fokus pada keahlian bidang terapan), dan pendidikan profesi (gelar keahlian khusus) dalam berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
teoritisdan dilaksanakan secara praktis. Sehingga ilmu pendidikan memenuhi kriteria atau syarat-syarat ilmu pengatahuan yaitu: a. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris. b. Ilmu itu bersifat sistematis c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan dari obyek pengetahuan yang lain d.
sebagaipendidikan disiplin ilmu yang dibangun dan dikembangkan, serta ke mana arah / ruang lingkup, tujuan, dan sasaran pengembangan yang dilakukan oleh masyarakat. Ilmu Sosial.Studi Sosial memiliki perbedaan yang prinsipil dengan ilmu-ilmu sosial. Proses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan
IstilahIlmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama studi di Perguruan Tinggi yang identik dengan istilah "social studies" dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat.Nama IPS yang lebih dikenal social studies negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para
AAIWE. Pengertian ilmu pendidikan tidak terlepas dari dua kata yang dipadukan yaitu ilmu dan pendidikan. Pengertian ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Kamus Besar Bahasa Indonesia – Balai Pustaka. Sedangkan pengertian pendidikan yaitu usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukannya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Mahmud Yunus Dengan demikian Pengertian Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memiliki metode-metode tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada orang yang “belum dewasa” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna bagi dirinya, masyarakat dan Pencipta-Nya. Konsep Ilmu Pendidikan Ilmu pendidikan membahas tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara manusia dengan manusia dan alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama di masa yang akan datang. Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset yang disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan. Konsep-konsep pendidikan tersebut tidak lain merupakan berdasarkan pengalaman yang ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan yaitu disebut skema konseptual. Dengan demikian isi Ilmu Pendidikan, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan. Dengan demikian konsep ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang memiliki konsep dasar persyaratan pendidikan sebagai ilmu yaitu Memiliki objek studi baik baik objek material maupun objek formal Memiliki sistematika Memiliki metode Ilmu pendidikan bertujuan memberikan informasi atau keterangan tentang dasar-dasar pendidikan dalam berbagai situasi atau interaksi pendidikan, jalur dan jenis jenjang pendidikan untuk membekali peserta didik mencapai kehidupan yang berbudaya dan mandiri yang lebih baik di masa depannya. Memberikan informasi dalam arti menjelaskan permasalahan, sebab-sebab dan kemungkinan mengupayakan dan pembekalan bagi pendidik dalam mendidik putra putrinya atau generasi berikutnya Tim pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Bag 4, 2007. Pengertian Ilmu Pendidikan – Padamu Negeri
oleh Mirza Bashiruddin Ahmad Pendidikan Sebagai Ilmu Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengatakan, bahwa di mana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga disitu pasti ada pendidikan Driyarkara, 1980 32. Teori pendidikan menurut Ernest E. Bayles, adalah berkenaan tidak hanya dengan apa yang ada, tetapi bahkan banyak juga dengan apa yang harus ada. Persyaratan Pendidikan Sebagai Ilmu Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai disiplin ilmu, bila dipenuhi setidak-tidaknya tiga syarat, yaitu 1 memiliki objek studi, 2 memiliki sistematika dan 3 memiliki metode. Objek formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratife. Secara teoritik sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga segi tinjauan, yaitu 1 melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, 2 dengan melihat pendidikan dengan upaya sadar dan 3 dengan melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio-budaya di masa depan. Sistematis yang pertama, pendidikan sebagai gejala, dapat dianalisis dan proses atau situasi pendidikan, yaitu ada komponen-komponen pendidikan secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan. Komponen-komponen pendidikan itu ialah 1 tujuan pendidikan, 2 peserta didik, 3 pendidik, 4 isi pendidikan, 5 metode pendidikan, 6 alat pendidikan, 7 lingkungan pendidikan. Sistematika yang kedua, pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia peserta didik. Menurut Noeng Muhadjir 1987 19-37 bertolak dan fungsi pendidikan yaitu; Menumbuhkan kreativitas peserta didik Menjaga lestarinya nilali-nilai insani dan nialai-nilai illahi Menyiapkan tenaga kerja produktif, Sistematika yang ketiga melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi konteks perkembangan sosio-budaya di masa depan. Mochtar Buchori 1994 81-86 ilmu pendidikan memiliki tiga dimensi yaitu; 1 Dimensi lingkungan pendidikan, 2 dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan, 3 dimensi waktu dan ruang. Selanjutnya syarat ketiga bagi disiplin ilmu, yaitu memiliki metode. Metode-metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut Soedomo, 1990 46-47; Mub, said, 1989; Metode Normatif, metode normative berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Metode Eksplanatori, bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Metode Teknologis, metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan bagaimana melakukanya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan. Metode Deskriptif-fenomenologis, metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki. Metode Hermeneutis, metode ini untuk memahami kenyataan pendidikan yang kongkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan. Metode Analisis Kritis Filosofis, metode ini secara kritis tentang istilah-istilah, pernyataan-pernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang ada atau digunakan dalam pendidikan. Sifat-sifat Ilmu Pendidikan Pendidikan sebagai ilmu bersifat empiris, rohaniah, normatife, historis, dan praktis Soetjipto Wirowidjojo, 1986 8-9; 30-31, Sutami Imam Barnadib, 1984 15-19. Bersifat empiris karena obyeknya, bersifat rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila dan ingin membawanya kearah manusia susila yang berbudaya. Bersifat normative, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang tidak baik untuk peserta didik pada khususnya dan manusia pada umumnya. Bersifat historis, karena memberikan uraian teoritis tentang sistem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman-jaman tertentu. Pengembangan Pendidikan Fondasi-fondasi pendidikan adalah studi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik pendidikan yang berharga dan efektif Standart W. Reitmen, 1977 10. Menurut Van Cleve Morris, fondasi-fondasi pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk umum 1 fondasi-fondasi historis dan filosofis tentang pendidikan dan 2 fondasi-fondasi sosiologis dan psikologis tentang pendidikan Morris, 1963 10. Pendidikan Sebagai Sistem Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Roger A. kaufan 1972 1 adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang bekerja secara independen dan bekerja bersama untuk mencapai hasil-hasil yang dikehendaki berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan. Sedangkan menurut Notonegoro 1973, sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan. Di dalam Webster’s Third New International Dictionary 1976 2322, yang di maksud sistem antara lain; Suatu kesatuan kompleks yang dibentuk dari berbagai bagian yang tunduk pada rencana umum atau mengabdi suatu tujuan umum. Sekumpulan objek yang bekerja sama dalam interaksi yang teratur atau interdependensi. Oleh karena itu, suatu sistem di dalamnya mengandung hal-hal sebagai berikut; Adanya satu kesatuan organis; Adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis; Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan komponen lain maupun antara komponen dengan keseluruhan; Adanya gerak dan dinamika; dan Adanya tujuan yang ingin dicapai. Komponen-komponen Upaya Pendidikan Tiga komponen penting pendidikan adalah pserta didik, pendidik dan tujuan pendidikan. Secara sederhana dapat digambarkan dari interaksi tiga komponen tersebut; Tujuan pendidikan secara umum menurut UU No. 20 Tahun 2003 yaitu “… berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sedangkan tujuan khusus ; 1 penampilan apa yang diharapkan darinya, 2 sampai sejauh mana penampilan itu harus dikuasai sebagai penampilan yang memenuhi syarat, 3 dalam kondisi yang bagaimana panampilan yang memenuhi syarat itu harus ditampilkan. Saling Hubungan antar Komponen Peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan merupakan komponen sentral dalam pendidikan. Dalam proses pendidikan, pendidik memiliki tujuan pendidikan tertentu yang hendaknya dicapai untuk kepentingan peserta didik. Untuk mencapai tujuan ini disamping ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik untuk memperkaya isi pendidikan, pendidik juga menggunakan metode dan alat pendidikan, yang kesemuanya menunjang pencapaian tujuan pendidikan yang dimaksud. Pencapaian Tujuan yang Diinginkan Suatu sistem selalu berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan. Adanya suatu sistem bukanlah untuk sistem itu sendiri, melainkan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang baik. Tantangan Sistem Pendidikan Sistem pendidikan di Indonesia dituntut untuk memiliki tiga kemampuan Moecthar Buchori, 1994 44, yaitu; untuk mengetahui pola-pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan. untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan-kecenderungan yang sedang berjalan tadi. untuk menyusun program-program penyesuaian diri yang akan ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu. Untuk menunjang pencapaian kemampuan-kemampuan sistem pendidikan di atas, daerah cakupan penelitian pendidikan hendaknya diperluas tidak hanya mengarap masalah-masalah belajar mengajar saja, melainkan juga membahas masalah-masalah pendidikan dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan ekonomi, sosial, cultural, dan teknologi, baik yang bersifat nasional regional, maupun global. Penelitian pendidikan juga tidak hanya terpaku pada masalah-masalah pendidikan masa kini, tetapi juga mampu menelusuri akar-akar historis dan persoalan-persoalan masa kini, dan mampu pula melakukan penjajagan mengenai situasi-situasi dan problematika di masa depan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan merupakan sebuah instrumen untuk meningkatkan parameter kesejahteraan. Karena pada hakikatnya pendidikan bertujuan atau memiliki substansi serta tendensi untuk mendidik, mengajar dan melatih serta mentransformasikan nilai-nilai sesuai dengan idiologi atau kepercayaan masing-masing. Korelasi terkait pendidikan sebagai ilmu dan seni itu karena sifat dari pendidikan tersebut relatif. Karena kerelatifan tersebut yang kemudian membuat pendidikan itu membutuhkan sebuah ilmu agar mencapai sebuah parameter atau standar dari sebuah tujuan tersebut dan perlu menggunakan pendekatan berbeda dengan sedikit sentuhan seni dalam melakukan transformasi. Karena seni dapat membantu proses adopsi dalam pendidikan untuk memudahkan proses adaptasi dari berbagai macam metodologi pendidikan itu sendiri. Persyaratan pendidikan sebagi ilmu didalamnya terdapat objek ataupun subjek dalam mentransformasikan nilai-nilai dari pendidikan itu sendiri, yang didalamnya terdapat objek salah satunya adalah objek melibatkan objek material dan objek formal dengan pendekatan sistematik seperti menggunakan point of view seperti menggunakan perspektif gejalan manusia dengan melibatkan atau riset tentang relevansi kondisi sosial dan budaya di masa yang akan datang. Adapun pengertian pendidikan itu menurut salah satu ahli ialah Langeveld, pedagogik ialah ilmu bukan saja untuk meneliti objek untuk mengetahui betapa kedaan hakiki objek itu, akan tetapi hendaknya bertindak. Pendidikan juga termasuk usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mewujudkan karakter yang baik, pengendalian diri, kecerdasan, serta berakhlak mulia. Mendidik sebagai ilmu, karena isi pendidikan meliputi landasan keilmuan, ilmu bersifat teoritis dan praktis. Sedangkan pendidikan sebagai seni karena meliputi perasaan serta hasil proses pendidikan merupakan sebuh karya yang memiliki nilai. Mengajar juga mempunyai seni yang harus dipahami agar penyimpanan materi ajar dapat mudah dimengerti dengan jelas oleh siswa pada saat pembelajaran, tanpa menggunakan seni saat pembelajaran maka mengajar tidak dibutuhkan karena akan lebih menarik dan membuat semangat belajar apabila belajar dengan media. Seni yang dimaksud disini adalah pemberian materi yang tepat oleh pengajar dalam dunia Pendidikan terutama Sekolah Dasar seni sangat penting karena banyak hal-hal yang didapat siswa melalui belajar seni contohnya seperti memberikan hak kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya ekpresi bebas, melatih pola pikir anak imajinasi dan mampu memberikan pembinaan keterlampilan dengan cara membina kemampuan berkarya seni kerajinan. Seni juga mempunyai peranan penting yaitu diantaranya seni sebagai bahasa visual, seni membantu pertumbuhan mental, dan seni membantu belajar bidang lain. Ilmu megajar juga termasuk hasil dari proses belajar, ilmu dapat diperoleh dari mana saja contohnya lingkungan, orang tua, teman dan lain sebagainya. Dalam ilmu pengajaran, guru akan menemukan macammacam siswa dengan berbagai macam karakteristik seperti tingka laku, tingkat kematangan emosi, intelegensi dan latar belakang yang berbeda. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia pasti membutuhkan proses pendidikan. Pendidikan sendiri pada hakikatnya yakni bertujuan untuk memuliakan manusia. Agar tercapainya pendidikan yang baik dan benar, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana cara ilmu pendidikan tersebut dilaksanakan. Ilmu yang menjadi modal dasar tersebut harus teruji. Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah dan telah menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan itu juga dapat menjadi ilmu dasar dan juga petunjuk dalam rangka praktek pendidikan. Dengan dasar ilmu pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran, yang memuat tujuan, isi, metode, dan teknik mengajar serta evaluasinya. Implementasi praktek dalam pendidikan di sekolah dasar juga harus disertai ilmu, karena tanpa adanya ilmu maka praktek pendidikan tersebut di sekolah dasar tidak akan terwujud karena siswa juga tidak akan mampu menerima praktek pendidikan yang tidak disertai ilmu. Ketika praktek pendidikan tanpa ilmu, anak didik tidak akan mampu menyerap dan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru ataupun pendidik. Pendidikan sebagai ilmu dan seni sendiri pertama kali dikemukakan oleh Neil. Menurut ia “mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu, tapi adalah seni. Mendidik yang diartikan sebagai seni ialah bagaimana kita dapat hidup dengan anak-anak dan dapat mengerti anak-anak sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak”. Pandangan bahwa mengajar atau mendidik tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu dikemukakan oleh Charles Silberman. Silberman antara lain menyatakan seperti berikut “Yakin mengajar seperti praktek kedokteran banyak merupakan suatu seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi seperti kedokteran, mengajar adalah juga menjadi sebuah ilmu, karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik - teknik, prosedur - prosedur, dan kecakapan - kecakapan yang dapat kita pelajari dan diterangkan secara sistematis, dan oleh karena itu ditransmisikan dan dikembangkan” Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, praktek pendidikan merupakan suatu paduan dari ilmu dan seni. Karena pada dasarnya selain memiliki ilmu, guru juga diharapkan dapat mengajar dengan kreativitas tinggi dan tentunya kreativitas tersebut mengandung seni. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya